ASSALAMU'ALAIKUM

Jumat, 30 April 2010

Outsourcing "perbudakan" Model Baru

outsourcing... orang awam di kampung ujung pedalaman negeri borneo taua pegunungan jaya papua...juga suku anak dalam mungkin tak tahu menahu istilah ini, mungkin mereka akan menganggap ini sebagai satu makanan baru yang berasal dari negeri penjajah. mungkin sedikit kurang tepat, halusnya adalah sedikit lagi akan tepat, karena model outsourcing hampir sama dengan model penjajahan masa lampau yang dilakukan selama 350 tahun oleh bangsa belenda dan 3,5 tahun oleh jepang terhadap negeri ini.
well, anda yang melek informasi, memiliki strata inteletual, dan minimal sering membaca atau menonton perkembangan melalui tv, koran, majalah atau model media baru lainnya pasti sudah sangat mahfum dengan istilah ini, istilah yang sebenarnya sudah 20 tahun yang ada diIndonesia, istilah yang bahkan sudah teramat familiar bagi mereka yang sedang bergulat dalam pencariannya menemukan sumber penghasilan. outsourcing merupakan satu bentuk jasa yang ditawarkan kepada user dalam bentuk SDM (sumber daya manusia) dalam beberapa dekade ini nam outsourcing semakin mencuat berjalan beriringan dengan semakin meningginya kebutuhan perusahaan terhadap tenaga - tenaga profesional yang dapat diperoleh dengan harga murah dan tanpa perlu memikirkan tetek bengek urusan kepegawaian lainnya. bagi sebagian besar orang outsourcing mengkin bak malaikat penyelamat, yang mngeluarkan mereka dari jurang pengangguran menjadi manusia yang sedikit berharga, namun bagi sebagian besar orang yang telah berkecimpung dalam pekerjaannya akan menganggap perusahaan outsourcing hanya ibarat drakula penghisap darah, yang hanya ingin mengambil haknya yang tak ketulungan besarnya dari jerih payah sang "korban" yang pada awalnya pernah menganggapnya sebagai malaikat.
kini jumlah perusahaan outsourcing sudah menjamur, bak cendawan di musim penghujan, ada beberapa outsourcing yang memiliki nilai kemanusiaan dalam memperlakukan "asetnya" namun ada juga yang bahkan sudah tidak seperti manusia dalam mengelola perusahaannya, bahkan hingga hari ini, menjelang di peringatinya MAY DAY atau hari buruh sedunia, tak banyak sisi positif yang dapat di berikan dari sistem ini keculai perbudakan model baru yang semakin menjadi - jadi. sistem outsoucing hanya bermanfaat bagi user yang ingin SDM kualitas baik dengan harga rendah, serta ingin terlepas dari segala macam tuntutan dan social cost lainnya, selain itu juga hanya bermanfaat bagi perusahaan outsourcing itu sendiri, yang hanya bermodal kertas MOU, sedikit iklan di koran atau majalah kemudian bersiap meraup lembaran - lemabaran rupiah yang dihasilkan dari cucuran keringat para "budaknya".
pemerintah sebagai regulatory autorized seharunya berupaya agar sistem ini tidak terlalu berkembang di negeri ini, bahkan bila perlu memngeluarkan kebijakan yang melarang perusahaan menggunakan jasa outsourcing, namun apalah daya, pemerintah terlalu sibuk mengurusi borok internalnya, sehingga tak terpikir lagi nasib rakyat yang semakn hari semakin kurus, bagai rakyat yang tak pernah berada pada negara gemah ripah loh jinawi, rakyat negeri ini bahkan sudah hampir sama dengan korban perang di sudan, penderita kelaparan di ethiopia, atau rakyat busung lapar di afrika...mengenaskan.!!! tak perlu menunggu pemerintah untuk bertindak, bangkit dan tolakk OUSTOURCING sekarang juga... Kawan... ini saatnya hidup sejahtera

1 komentar: